Ujian SIM

Ini tips buat teman-teman yang mau membuat SIM. Dijamin murah pokoknya.

SBMPTN

Jangan galau! Masih ada SBMPTN. Meskipun seleksinya dengan menggunakan ujian tulis, aku yakin teman-teman pasti bisa.

Masa SMA

Kalau anak-anak muda bilang, inilah masa yang paling indah.

Tuesday 24 February 2015

Populer dan Tidak Populer di SMA

Orang-orang bilang masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan. Memang benar. Tapi juga tidak selalu benar. Mereka akan merasa senang di SMA ketika dia benar-benar menikmatinya. Selain itu kehidupan di SMA itu unik. Seperti dalam FTV, memang benar jika di SMA ada kubu-kubu seperti anak populer dengan anak yang kurang populer.

Ciri-ciri anak populer di SMA:

1. Penampilan keren

Anak populer biasanya memberikan perhatian lebih terhadap penampilan. Dia tidak mau terlihat jelek. Parfum disana-sini. Wajah paling segar ketika masuk dan pulang sekolah.

2. Kaya

Pada umumnya anak populer berasal dari keluarga kaya. Lebih terkenal mana anak orang kaya dengan anak yang kurang mampu? (Kan ada selebriti yang keluarga kurang mampu, kok dia populer?) Memang benar dia berasal dari keluarga kurang mampu, tapi tidak mungkin ada selebriti yang miskin.

3. Tidak mau berkumpul dengan anak yang kurang populer

Anak populer punya gengsi dan selalu pilih-pilih teman. 
 
4. Punya pacar

(Umumnya punya)

5. Pulang sekolah sekitar jam 2 siang

Anak populer tidak betah berada lama-lama di sekolah. Belajar pun umumnya dia ogah-ogahan. Dia lebih senang berkumpul dengan anak-anak populer lainnya. (atau pacaran)

6. Kurang menikmati kehidupan di SMA

Kiranya ciri-ciri kelima sudah sedikit menjelaskan.

Ciri-ciri anak kurang populer:

1. Penampilan biasa

Anak kurang populer hidupnya sederhana. Dia hanya berdandan seperlunya saja. Tidak ada parfum tidak menjadi masalah.

2. Pengennya gratisan

Anak kurang populer senang menerapkan hukum ekonomi. Dimana bagaimana caranya untuk tidak menggunakan modal apa-apa untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya.

3. Mudah berbaur dengan orang lain kecuali dengan anak populer karena anak populer tidak ingin berkupul dengan anak kurang populer

Anak kurang populer tidak pilih-pilih teman. Dia juga ingin bergaul dengan anak populer. Hanya saja anak populer yang tidak mau bergaul dengannya.

4. Biasanya jomblo

(Biasanya lo)

5. Pulang sekolah habis Maghrib

Senang menikmati kehidupan disekolah. Seperti ikut organisasi, ekstrakurikuler, bermain futsal, basket, setelah pulang sekolah.
6. Menikmati kehidupan di SMA

Ciri-ciri kelima kiranya sudah sedikit menjelaskan

Bagaimana? Apakah teman-teman termasuk anak populer atau bukan. "Jangan jadikan perbedaan ini untuk membuat kita terpecah belah"

Sekian. Salam dari ANAK SEKOLAHAN.

Saturday 21 February 2015

Serunya MOPDB

Ini adalah acara yang paling dinanti-nanti oleh kakak kelas yang jahil, dan ingin cari perhatian.  Cari perhatian? Tentulah. Cari perhatiannya itu seperti kita disuruh untuk mencari tanda tangan kakak kelas kita dan marah marah gak jelas. Sekadar bocoran untuk adek-adek yang mau ikut MOPDB, acara ini penuh dengan kebohongan. This event is full of shit. Jika menemukan kalimat ini pada buku panduan MOPDB,

"Jika tidak mengikuti kegiatan MOPDB maka murid yang bersangkutan harus mengikuti acara MOPDB tahun depan"

maka itu adalah bohong. Juga jika menemukan kakak kelas yang suka marah marah dan sok-sok berwibawa, itu juga bohong.

Tetapi meskipun acara ini penuh kebohongan, dalam 3 hari MOPDB adik-adik bakal diberikan kebohongan yang bener-bener bermanfaat. Jadi rugi kalau tidak ikut. Keuntungan mengikuti acara ini adalah,

1. Bisa mengenal SMP/SMA lebih dekat. Kasarannya supaya adik-adik tidak asing atau nyasar mau kemana waktu kegiatan KBM nanti.

2. Bisa mengenal berbagai kegiatan ektrakurikuler. Seperti karate, taekwondo, silat, pramuka (wajib), dance, band, dan lain-lain.

3. Bisa mengenal berbagai organisasi yang penuh dengan kontrofersi. Seperti PKS, Petugas Upacara Bendera, Palang Merah Remaja, Pencinta Alam, dan organisasi berbasis agama.

4. Bisa mengetahui tentang beasiswa yang ada di SMP/SMA.

5. Bisa mengetahui adanya acara seperti Karya Ilmiah Remaja dan Olimpiade.

6. Bisa lebih disiplin.

7. Bisa mendapatkan pacar baru. (bonus)

Seru bukan? Jadi kiranya tidak ada alasan untuk tidak ikut acara ini.

Sekian. Salam dari ANAK SEKOLAHAN.

UN dan US Sekolah Menengah

Mendengar nama UN dan US sepertinya teringat saat masa sekolah menengah dulu. Waktu itu sebelum UN dan US dilaksanakan kami para siswa kelas 3 dihajar habis-habisan dengan berbagai soal mata pelajaran. Baik soal yang sudah sangat amat paham sampai dengan yang tidak. Baik pagi maupun sore hari. Guru-guru kami sama sekali tidak bosan akan hal itu demi kesuksesan anak didik yang sangat dicintainya.

Dua minggu sebelum US kami siswa kelas 12 bertarung dengan try out yang terakhir. Soal sulit tak masalah meskipun hasilnya pas-pasan. Karena kami yakin usaha jujur akan menghasilkan hasil yang manis nantinya. Kami pun juga tidak lupa untuk mencoba mengerjakan soal-soal secepat mungkin dan langsung keluar ruangan daripada pusing bergelut dengan soal-soal yang tidak mungkin bisa saya kerjakan (jangan ditiru ya).

H-1 saya pun mencoba untuk mereview apa-apa yang sudah saya capai selama 3 tahun belajar di sekolah menengah. Dalam lamunan, saya pun menyesal karena dulu saya bisa dikatakan siswa yang kurang disiplin, lalai, malas belajar. Tapi tak apa. Semua jalan yang diambil pasti ada konsekuensinya. Kita rajin belajar konsekuensinya adalah kita menjadi kurang tidur, kurang bermain, otak pun seperti diblender. Kita ogah-ogahan belajar pun ada konsekuensinya. Yaitu kita akan pusing menjelang hari itu tiba.

Tetapi dengan rajin belajar konsekuensi itu pun akan menjadi hadiah besar untuk kita. Coba dipikirkan baik-baik kalimat di bawah,

"Jika pada setiap materi yang diajarkan bapak/ibu guru teman-teman sudah mengerti, maka tak perlu lagi untuk belajar lagi menjelang US atau UN. Kenapa? Karena kita sudah mengerti"

Hari H pun tiba. Saatnya bagi kami para siswa kelas 3 untuk berjuang mati-matian demi meraih nilai yang terbaik bersama teman-teman yang akan melaksanakan UN/US bulan April nanti. Semangat!

Sekian. Salam dari ANAK SEKOLAHAN.

Tuesday 17 February 2015

Kelas Bilingual

Adalah kelas yang cara penyampaian mata pelajarannya menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Buku yang digunakan pun menggunakan versi bilingual. Tetapi meskipun begitu tidak semua mata pelajaran disampaikan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris seperti Pendidikan Agama Islam, Bahasa Jawa, IPS, Bahasa Indonesia, olahraga dan lain-lain. Kelas bilingual biasanya terdapat di sekolah menengah pertama.

Tidak seperti kedengarannya, proses untuk masuk ke kelas bilingual sama sekali tidaklah sulit. Karena soal yang diujikan mudah serta peminatnya yang sangat sedikit.

Diharapkan dengan adanya kelas bilingual ini siswa akan lebih menguasai bahasa internasional, mempertambah kosakata Bahasa Inggris  dan lancar melafalkannya. Apalagi dengan adanya program khusus untuk siswa seperti AMEC. Bukannya malah mempersulit siswa karena beberapa mata pelajarannya disampaikan dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Di samping itu semua , ternyata dengan adanya kelas bilingual muncul kesenjangan sosial antara siswa kelas bilingual dengan kelas reguler. Antara kelas reguler yang solid dan tidak mengenal kutu buku dengan kelas bilingual yang solid dan kelihatan seperti anak kutu buku (padahal sama saja).

Kejelekan lain dengan adanya kelas bilingual ini adalah siswa kelas bilingual cenderung diistimewakan dibandingkan siswa kelas reguler. Akibatnya, muncul perasaan iri dan seperti dianak tirikan sehingga siswa reguler menjadi kurang bersemangat untuk belajar sehingga siswa tersebut menjadi kurang pandai. Terbukti dengan ranking pararel dimana umumnya ranking 48 besar dihuni oleh anak bilingual saja dari kurang lebih 240 siswa (sekolahku dulu).

Setelah membaca ini diharapkan baik siswa maupun guru harap memberikan solusi agar hal jelek tersebut tidak terjadi. Memberikan solusi agar siswa reguler tidak merasa dianak tirikan. Karena jika tidak seperti demikian kesenjangan sosial ini akan berlanjut hingga SMA.

Tidak percaya? Saya yang mengalami ini!


Sekian. Salam dari ANAK SEKOLAHAN.

Khitanan

Jujur saya dulu bukan orang yang berani untuk disunat. Makanya saat libur selesai UASBN saya tidak disunat. Tahukan bagaimana posisi saya pada saat itu. Orang-orang banyak yang nge-bully. Dibilangnya saya cemen, nggak jantan. Dibilangnya juga “durung joko”. Kalau secara harfia itu artinya belum perjaka (berarti fase perjaka ada 3, belum perjaka, perjaka, tidak perjaka).

Rasa malu saya pun sampai pada puncaknya ketika ada anak yang umurnya 2 tahun lebih muda dari saya tetapi sudah disunat. Berani sekali itu anak. Bullyan pun level up. Makin ada-ada aja tingkah orang yang nge-bully saya seperti membawa cluritlah, paranglah. Tapi sorry, meski malu saya tidak cengeng  digituin.

Setelah masuk SMP, saya pun bertekad untuk disunat saat awal liburan semester 1. Saya tidak mau dibully lagi. Orang tak berhak untuk ngebully saya. 4320 jam kemudian hari H pun tiba. Dengan langkah yang mantap satu demi satu saya masuk ke ruang khitan. Setelah di dalam saya pun merasakan sensasi suntikan pertama, kemudian kedua, kemudian ketiga, kemudian keempat, kemudian sensasi jarum suntik yang dibiarkan menancap selama 5 menit. Aduh!

Setelah 30 menit proses pemotongan berlangsung, saya pun keluar ruangan dengan rasa bangga dan ingin berteriak “Aku sudah perjaka!” Sesampainya dirumah saya disambut layak seorang presiden yang telah menang pemilu. Ramai sekali.

Seperti orang yang habis menikah, saya juga mengalami malam pertama.

“Aduh! Perih!”

Saya terbangun di tengah malam. Ternyata apa yang terjadi. Adik saya sudah siuman dari efek empat suntikan tadi. Sungguh sensasi malam pertama.

Seru bukan? Bagi temen yang sudah sunat,

“Jangan sampai rasa malumu hilang gara-gara bagian kemaluanmu telah hilang”.

Sekian. Salam dari ANAK SEKOLAHAN.


Saturday 14 February 2015

Selamat Datang di SMP

Bisa masuk di SMP yang diimpikan memang sesuatu sekali. Bersyukurlah dan tepati janjimu ketika sudah masuk SMP (karena biasanya banyak yang nadzar). Jangan malas seperti waktu SD. Karena di SMP tidak pelajaran dapat dikerjakan tanpa belajar. (Ada yang kontra ya? Pasti waktu SMP dulu temen termasuk anak yang kurang pandai). Tidak percaya?

Dulu ketika awal pelajaran di SMP saya sangat enjoy. Saya bisa mengerjakan semua materi yang basicnya sudah ada di SD. Nilainya pun sangat memuaskan. Sampai suatu ketika saya bertemu dengan Aljabar dan Fisika. Gila, pelajaran apa itu? Sampai-sampai saya bertanya kepada teman.

"Ajabar itu apa ya?"

"Oh, aljabar itu kaya matematika, tapi sedikit sulit."

"Terus fisika?"

"Kata ortu ku fisika itu hampir sama kaya aljabar cuma fisika itu kaya penerapannya."

"Aljabar? Seperti matematika? Saya kan jago matematika." (pikirku)
 
Sampai suatu hari ketika pelajaran aljabar pertama pun dimulai. Sumpah, gua gak bisa! Susah amat ini pelajaran. Masa x+2y = 8? 8 itu kan 1+7 atau 2+6 atau 8x1 atau 16:2 atau 1872:234. Nyesel tadi malam gak belajar. 2 jam pelajaran berlalu dengan hasil yang lumayan bikin kepala migren, fisika pun datang. Pada awal pelajaran, saya senang dibohongi teman karena fisika sama sekali tidak ada aljabarnya.

Sampai 2 hari berikutnya ketika bertemu dengan Q = mcΔt, kepala saya benar-benar telah mengeluarkan kalor. (berarti massa otak dikali koef. otak dikali perubahan suhu kepala).

"Makanya belajar!"

Sekian. Salam dari ANAK SEKOLAHAN.

Wednesday 11 February 2015

Menghadapi UASBN

Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional. Namanya sedikit keren karena ada embel-embel "Berstandar Nasional". Meskipun begitu ujian ini tidak jauh berbeda dengan UAS, EBTANAS, bahkan ulangan harian yang biasanya diberikan oleh bapak/ibu guru.

Tidak percaya? Jika teman-teman bisa mengerjakan ulangan harian biasa pasti percaya, termasuk saya. Contoh,

Ulangan biasa

Ani, Beni, dan Rudi diberi kelereng sebanyak 24 buah. Kemudian kelereng tersebut dibagi dengan perbandingan Ani, Beni, dan Rudi adalah 1:2:3. Berapakah kelereng yang akan diterima Ani, Beni, dan Rudi? (Gampangkan?)

UASBN

Ani, Beni, dan Rudi diberi kelereng sebanyak 24 buah. Kemudian kelereng tersebut dibagi dengan perbandingan Ani, Beni, dan Rudi adalah 3:1:2. Berapakah kelereng yang akan diterima Rudi?

a. 4 kelereng
b. 6 kelereng
c. 8 kelereng
d. 12 kelereng

Masih tidak percaya? Tanya saja kepada anak kelas VII yang baru kemarin bisa mengerjakan UASBN. Pasti jawabannya sama dengan saya.

Bagaimana? Bagi teman-teman yang dahulu pernah kesulitan mengerjakan UASBN, mengapa tidak belajar dari dari awal? Kan pasti akan susah kalau menghadapi UAS lagi. (sundul postingan sebelumnya) Betul tidak?

Sekian. Salam dari ANAK SEKOLAHAN.

Awas! Peringkat 1

Sungguh senang rasanya ketika kita mendapatkan peringkat pertama di kelas. Semua orang senang kecuali yang memang tidak senang. 

Tapi ingat! Mendapatkan peringkat pertama itu sama seperti saat kita sudah berada di puncak pohon kelapa untuk mengambil buahnya. Sehingga pada akhirnya kita akan dihadapkan dengan dua pilihan.

Tetap di atas

Dengan banyak buah kelapa yang menyegarkan dan tidak membaginya dengan orang yang sedang menunggu di bawah.

Turun 

Dengan membagi rata kelapa-kelapa yang sudah didapatkan tadi meskipun 1 buah tidak cukup untuk menyegarkan badan sendiri.

Dan ketika sudah memilih, jangan pernah menyesesali konsekuensi yang akan diterima. Tetap di atas dan turun itu seperti halnya orang yang sudah puas dan tidak puas. Kalau sudah puas, pasti dia akan turun dan pasti akan dihajar oleh orang yang sedang menunggunya dibawah karena tidak diberi kelapa. Kalau tidak puas pasti dia akan naik dan memanjat pohon yang lain meskipun pohon yang akan didakinya lebih tinggi dari pohon yang sebelumnya. Mengapa demikian? Karena orang yang sudah diberi kelapa pasti akan membantunya.

Pertanyaannya adalah mengapa di postingan ini saya beri label sekolah dasar? Ini karena awal dari kegagalan seseorang dimulai saat dia mendapatkan peringkat pertama di sekolah dasar dan salah memilih ketika dihadapkan dengan dua buah kelapa tadi.

Anak SD cepat puas. Dia bisa mendapatkan peringkat pertama dengan tidak belajar sehingga pasti akan mengulangi hal yang sama, yaitu tidak belajar. Dan hal itu pasti berlanjut ketika dia SMP, atau SMA.

Kenapa saya tahu betul mengenai hal tersebut? Karena saya mengalaminya.

Sekian. Salam dari ANAK SEKOLAHAN.

Tuesday 10 February 2015

Masuk 3 Besar

Ini adalah lanjutan dari cerita singkat sebelumnya sebelum cerita singkat yang selanjutnya. Apakah itu? Top 3 adalah prestasi yang sangat diimpikan oleh setiap anak sekolah. Kenapa tidak. Setelah mendapatkan predikat top 3 maka anak akan,

1. Dipuji orang tua

2. Dipuji tetangga

3. Punya orang tua yang dipuji tetangga

4. Ditambahkan uang jajannya (tapi tidak berlaku untukku)

Tetapi di balik kebahagiaan itu, ternyata untuk menyandang predikat top 3 tidaklah mudah. Akan ada godaan dan ejekan orang orang munafik yang menghampiri.

"Bro, kamu dapat peringkat berapa?"

"Aku 3, kamu?"

"Kalau aku sih 11. Bro peringkat itu ternyata tidak penting, yang penting itu kita naik kelas terus."

"Ya."

Bagaimana menurut teman-teman? Apakah dulu pernah mengalami hal serupa?

Selanjutnya, bagaimanakah sikapku? Aku hanya berpikir, 

"Kasihan anak itu. Pasti dia sangat sedih sampai-sampai menghibur dirinya sendiri dengan mengatakan hal itu kepadaku."

Nah, bagi teman-teman yang sedang menyandang gelar top 3, ANAK SEKOLAHAN punya sedikit nasihat. Jangan mudah puas dengan apa yang telah kau capai. Syukurilah sifat manusia yang tidak pernah puas ketika mendapatkan sesuatu. Tetapi harus yang positif. 

Selanjutnya biar tidak salah kaprah menanggapi, sifat puas akan saya ceritakan di postingan selanjutnya.

Sekian. Salam dari ANAK SEKOLAHAN.

2 Tahun di Taman Kanak-kanak

Teman-teman tahu rasanya berada di Taman Kanan-kanak selama 2 tahun?  Rasanya itu seperti tidak naik kelas. Sedih sekali. Merasa paling bodoh. Merasa paling cemen. Merasa takut kalau ngompol di celana lagi. Padahal pikirku aku sudah cukup pintar, cerdas, berani, dan siap untuk mengenakan seragam putih merah. Tapi kenapa?

Pertanyaan kenapa pun selalu terngiang dalam pikiranku selama libur panjang. Bahkan menjadi sangat jengkel ketika,

"Nak, kamu sekarang kelas 1 ya?"

"Tidak pak, saya masih TK."

"O, berarti kamu tidak naik kelas ya? Makanya belajar yang rajin, ya."

"Arrgh. Kalau badanku gedhe, udah ku buat babak belur tu bapak-bapak!" (pikirku)

Tetapi apa daya, nunggu 15 tahun lagi baru badanku udah gedhe.

Sedih di pagi hari pun menjadi sarapanku selama libur panjang hingga hari pertama masuk TK. Di hari pertama, aku serasa seperti anak TK berbadan besar yang tidak berotak. Bagaimana tidak? Teman-teman satu kelasku badannya kecil-kecil semua.

Tetapi perasaan sedih itu pun hilang ketika aku akan lulus dari TK. Bahkan aku pun merasa bersyukur bisa 2 tahun belajar di Taman Kanak-kanak. Mengapa demikian.

1. Aku mengetahui bahwa diriku belum siap secara fisik untuk masuk SD. Berarti kalau masalah otak tentu jangan ditanya!

2. Aku melihat anak yang dulu satu TK denganku tetapi tidak naik kelas sehingga membuatku berpikir bahwa tidak ada gunanya punya badan sebesar gajah jika otaknya hanya sebesar biji wijen.

3. Aku yang sekarang lebih baik dari sebelumnya.

Sekian. Salam dari ANAK SEKOLAHAN

Ngompol di Celana

Aneh sekali saya memberi judul postingan ini. Tetapi saya yakin beberapa teman kita pasti pernah mengalaminya. Ngompol di celana adalah hal wajar dan gak wajar yang biasa dilakukan oleh anak "TK". Wajar dan gak wajar?

Wajar

Secara, beberapa anak TK masih takut untuk mengungkapkan isi celana yang mau keluar airnya. Antara ditahan dengan dikeluarkan anak tersebut malah lebih memilih ditahan. Kenapa? Ya karena takut. Tapi jika dipikir-pikir secara logika anak ini ada benarnya. Jika kita sedang dalam kegiatan belajar mengajar dan tiba-tiba ingin buang air, yang kita lakukan adalah meminta ijin kepada guru yang bersangkutan. Yah! Ijin. Anak TK ini pasti berpikir kalau ia meminta ijin ingin ke kamar mandi, pasti belum tentu diberikan ijin.

Gak wajar

Singkat cerita. "Udah gedhe kok masih ngompol.".

Sekian mengenai wajar dan gak wajar. Sekarang mengapa saya menguraikan dua hal tadi? Karena berawal dari ngompol dicelana inilah anak belajar sesuatu.

1. Ngompol dicelana itu tidak enak. Rasanya lembab dan tidak nyaman.

2. Mulai tumbuh sikap berani. Bukan berani untuk ngompol dicelana lagi, tetapi berani untuk memberikan solusi terhadap masalah yang sedang menimpanya. Contoh solusi tersebut adalah ngomong. Dia punya masalah ingin buang air kecil, dia berpikir jika tidak dikeluarkan dan ngompol lagi pasti dia akan merasa lembab di pangkal paha, maka dia memberikan solusi kepada dirinya untuk ngomong. Sehingga,

"Bu, bolehkah saya ijin ke kamar mandi?"

"Ya, silahkan."

Sekian. Salam dari ANAK SEKOLAHAN